Pernah Malas Shalat? Bukan Berarti Kamu Orang Jahat, Mungkin Hati Sedang Letih dan Butuh Dipeluk Tuhan

Shalat

Pernah Malas Shalat? Bukan Berarti Kamu Orang Jahat
Karena jalan pulang ke Tuhan tidak selalu lurus, kadang harus tersesat dulu untuk merasa rindu.


Kita sering diajarkan bahwa meninggalkan shalat itu dosa besar. Dan itu benar. Tapi jarang sekali kita diajak memahami mengapa seseorang bisa sampai pada titik itu. Kita lebih sering ditegur dengan kata “malas” daripada ditanya, “Kamu sedang apa? Kenapa terasa berat?”

Pernah gak sih kamu merasa… shalat jadi berat? Bukan karena tak percaya Tuhan. Bukan juga karena menolak. Tapi karena ada sesuatu yang mengganjal. Kadang rasanya seperti kosong. Kadang seperti jauh. Kadang malah merasa tidak pantas menghadap-Nya.

Padahal di balik malasnya seseorang menunaikan shalat, bisa jadi ada luka, kelelahan jiwa, atau kehilangan makna. Bukan karena dia jahat. Tapi karena dia sedang tersesat dan belum tahu jalan pulangnya.


Malas Itu Bukan Selamanya

Orang yang pernah malas shalat belum tentu hatinya mati. Bahkan bisa jadi ia adalah orang yang paling merindukan shalat, tapi tidak tahu bagaimana harus kembali.

Ada orang yang shalatnya rajin dari kecil, tapi satu per satu semangat itu pudar saat diuji bertubi-tubi. Ada yang dulu pernah semangat ngaji, tapi tersandung masalah, lalu mundur perlahan. Ada juga yang jatuh cinta pada dunia, hingga lalai pada akhirat.

Apakah mereka jahat? Belum tentu. Karena manusia bukan benda mati yang bisa dipoles satu kali dan langsung sempurna. Kita berproses. Dan dalam proses itu, wajar sekali kalau kadang semangat naik turun. Termasuk dalam urusan ibadah.


Mungkin Kamu Sedang Letih

Mari kita lihat sisi lain dari rasa “malas shalat.” Bisa jadi itu bukan karena kita sombong atau tidak butuh Tuhan. Tapi karena kita letih. Mental drop. Hati sedang kabur. Jiwa sedang sepi. Atau kita sedang merasa bahwa doa-doa kita tidak lagi sampai.

Apakah itu salah? Tidak. Itu manusiawi. Tapi jangan dibiarkan terlalu lama. Jangan biarkan letih itu menjauhkanmu dari tempat di mana jiwa seharusnya pulang.

Coba bayangkan seorang anak kecil yang kecewa karena orang tuanya tidak membelikannya mainan. Dia ngambek. Tapi dia tetap anaknya. Tetap disayang. Begitu juga kamu. Sekalipun kamu pernah malas shalat, Tuhan tetap menunggumu di sajadah yang sama. Dengan cinta yang tak berkurang sedikit pun.


Jangan Merasa Kecil

Kesalahan banyak orang adalah merasa bahwa jika sudah lama meninggalkan shalat, maka tak ada lagi harapan. Tak pantas. Tak suci. Padahal justru kesadaran itu bisa jadi jalan terbaik untuk memulai kembali.

Shalat bukan tentang kesempurnaan. Tapi tentang keterhubungan. Bukan tentang hafalan bacaan yang lancar, tapi tentang keberanianmu untuk datang dan berkata, “Ya Allah, aku kembali.”

Tuhan tidak mencari shalat yang paling indah. Tapi yang paling tulus.


Mulai Lagi, Meski Pelan-Pelan

Kalau kamu pernah malas shalat, lalu hari ini membaca tulisan ini, itu pertanda baik. Artinya kamu masih mau mencari cahaya.

Kamu bisa mulai lagi. Pelan-pelan. Tidak perlu memaksa langsung lima waktu kalau belum kuat. Mulailah dari satu. Shalat subuh. Atau isya. Yang ringan dulu. Tapi niatkan sungguh-sungguh. Lalu tambahkan satu demi satu.

Ingat, Tuhan tidak menilai dari besar langkahmu. Tapi dari arah hatimu.


Kita Semua Pernah Lelah

Tak ada orang yang tak pernah malas. Tak ada manusia yang tak pernah jatuh. Tapi yang membedakan adalah siapa yang tetap memilih bangkit dan melangkah.

Dan shalat bukan hanya tentang kewajiban. Ia adalah tempat curhat, tempat menangis, tempat kembali pulang saat dunia terasa terlalu riuh.

Jadi, kalau kamu pernah malas shalat… jangan malu. Jangan menyerah. Jangan merasa jahat. Kamu hanya sedang haus. Dan air terbaik untuk jiwa itu, ya, shalat.


Karena pada akhirnya, Tuhan tidak menunggu kamu jadi sempurna. Ia hanya menunggu kamu mau kembali.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *